Bitcoin Kembali Melonjak ke level Rp1,65 Miliar, Insentif dari Trump Dorong Harganya naik Sejak Februari


KOMPAS.co

– Harga cryptocurrency (صند
cryptocurrency
) Bitcoin (BTC) tembus 100.000 dollar AS (sekitar Rp 1,6 miliar) per keping pada Kamis (8/5/2025) waktu Amerika Serikat.

Inilah kali pertama harga Bitcoin melebihi angka 100.000 dolar AS (setara dengan 1,6 miliar rupiah) sejak bulan Februari yang lalu.

Pantauan
KompasTekno
, Bitcoin sesaat mencapai level 103.239 dolar AS (setara dengan sekitar 1,7 miliar rupiah), namun kemudian merosot sedikit dan diperdagangkan kembali di kisaran 102.624 dolar AS (hampir 1,69 miliar rupiah) per keping saat artikel ini ditulis pada hari Jumat tanggal 9 Mei 2025 sore waktu setempat.

Kenaikan harga Bitcoin kali ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang baru dengan Inggris dan rencana pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping akhir pekan ini di Jenewa, Swiss.

Dua berita itu menyulut respon optimis dari para investor, mengingat beberapa minggu sebelumnya pasar finansial dunia dihadapkan pada ketidakstabilan.

Pada hari ini, harga Bitcoin mengalami kenaikan sebesar 5 persen dalam kurun waktu 24 jam dan pernah mencapai puncak tertingginya yaitu di posisi 101.500 dolar AS.

Bukan hanya Bitcoin saja yang mengalamai peningkatan, beberapa jenis crypto lainnya pun ikut merangsek naik. Sebagai contoh, harga Ethereum melompat sebesar 13%, Solana bertambah 10% lebih tinggi, serta XRP memperkuat posisi hingga 6% pada periode hari ini.

Penegasan tersebut mengindikasikan peningkatan rasa percaya diri para pemodal terhadap situasi geopolitik serta stabilitas di pasaran finansial dunia.

Recovery harga kripto pasca kebijakan tarif dari Trump

Sebelumnya, pasar keuangan sempat terguncang pada awal April setelah Trump mengumumkan rencana tarif besar-besaran terhadap hampir seluruh mitra dagang AS. Tarif ini disebut sebagai tarif “resiprokal” atau dikenal juga sebagai Tarif Trump.

Tarif Trump merupakan peraturan eksekutif oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menetapkan presentase pajak yang harus dibayarkan atas harga produk impor dari luar negeri ke AS.

Sebagai contoh, China menghadapi tarif sebesar 34%, Korea Selatan 25%, Jepang 24%, dan Indonesia 32%. Oleh karena itu, produk-produk impor dari China ke Amerika Serikat akan dikenakan tambahan bea sebesar 34%.

Kebijakan tariff itu menimbulkan ketakutan akan kenaikan harga dan pengacauan pada jaringan suplai dunia, menyebabkan Indeks Saham S&P 500 merosot 12% serta nilai Bitcoin terjun 11%, kurang lebih satu minggu setelah pernyataan Tarif Trump.

Akan tetapi, usai Trump menyatakan penangguhan selama 90 hari bagi implementasi tariffnya kepada mayoritas partner perdagangan Amerika Serikat (dengan pengecualian untuk Cina), pasar pun memperlihatkan indikasi akan pulih.

Walaupun harganya belum sepenuhnya stabil, Bitcoin tetap melanjutkan tren kenaikannya sejak mencapai posisi terendah tahunannya sebesar 75.000 dolar AS pada tanggal 8 April (kira-kira satu minggu setelah pernyataan tariff oleh Trump).

Secara total, Bitcoin sudah naik 35 persen sejak titik tersebut, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Fortune, Jumat (9/5/2025).

Ketemu antara Trump dan Xi menentukan pergerakan pasar

Perjanjian perdagangan antara Amerika Serikat dan Britania Raya masih belum benar-benar rampung. Meskipun demikian, dalam pernyataan yang disampaikan, Trump menyebutkan bahwa pihaknya berencana untuk meniadakan bea masuk yang cukup tinggi terhadap produk otomotif serta logam seperti aluminium dan besi dari Inggris—walaupun mereka masih mempertahankan tarif standar sebesar 10%.

Sebagai ganti, Inggris akan membuka lebih banyak peluang pasar bagi ekspor Amerika Serikat, seperti etanol, daging sapi, serta minuman berkarbonasi.

Perjanjian dengan Inggris merupakan langkah awal positif dalam serangkaian negosiasi perdagangan yang dilakukan Amerika Serikat bersama beberapa negara lainnya seperti Kanada, Jepang, Italia, dan India.

Tetapi saat ini fokus pasar mengarah ke pertemuan utama antara Trump dan Presiden China Xi Jinping yang akan berlangsung di Jenewa akhir minggu ini.

Apabila pertemuan antara Amerika Serikat dan Tiongkok sukses mengurangi tensi perang dagang yang sedang terjadi, para ahli keuangan menduga bahwa sentimen positif di pasaran cryptocurrency akan tetap bertahan dan dapat jadi mendorong harga Bitcoin melewati puncak tertinggi sebelumnya dalam beberapa hari mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *