PIKIRAN RAKYAT
– Tentara penduduk Israel sudah menghabisi nyawa kurang lebih 2.000 orang warga Palestina di Gaza mulai saat mereka menyalahi perjanjian damai yang ditandatangan pada bulan Maret tahun 2025. Mayoritas dari para korban ini adalah wanita dan anak-anak.
Sejak konflik di Gaza berawal 18 bulan yang lalu, jumlah korban jiwa warga Palestina sudah melebihi 61.700 orang.
Lebih dari itu, diperkirakan 117.248 individu menderita cedera karena serangan Israel yang masih berlanjut.
Penyerangan paling baru berlangsung mulai Kamis pagi, 23 April 2025 menurut waktu lokal, di mana lebih dari enam puluh orang diketahui tewas hanya dalam jangka waktu yang singkat. Pengeboman udara oleh Israel pada awal hari tersebut telah membuat total korban meninggal semakin naik.
Berdasarkan laporan yang diterima dari Badan Pertahanan Sipil Palestina serta petugas kesehatan, 12 anggota sebuah keluarga di area Jabalia, bagian utara Gaza, tercatat sebagai salah satu korban jiwa akibap serangan itu.
Kondisi warga di Gaza terus memburuk. Menurut Direktur Medis Rumah Sakit Martyr Al-Aqsa, Khalil al-Daqran, seperti dikabarkan Wafa, wilayah tersebut sudah mencapai fase kelaparan kelima, yaitu level paling serius sesuai dengan standar WHO, disebabkan karena blokade Israel yang tak kunjung dicabut hingga saat ini.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa dari seluruh 38 rumah sakit yang ada di Jalur Gaza, hanya terdapat satu saja yang kini masih aktif melayani pasien.
Rumah Sakit Anak Mohammed Al-Durrah yang berada di bagian timur Kota Gaza adalah instalasi kesehatan terkini yang sudah tak dapat digunakan lagi karena rusak parah dan kurangnya dukungan sumber daya.
‘Krisis Kemanusiaan Terburuk’
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa kondisi di Gaza, Palestina, adalah yang paling parah dalam hal krisis kemanusiaan. Coba bayangkan, Israel terus-menerus melancarkan serangan udara dan menolak bantuan internasional selama kurang lebih dua bulan belakangan ini.
Waktu ini penduduk Gaza sedang berurusan dengan kondisi yang memprihatinkan karena kelangkaan pangan, obat-obatan, serta keperluan pokok lainnya. Meskipun demikian, komunitas global sudah menekankan kepada Israel supaya mengakhiri embargo dan gempuran mereka.
Pada Hari Kamis, tanggal 24 April 2025 pada waktu subuh, pasukan Israel menghujani wilayah dengan serangan udara yang menyebabkan setidaknya 13 korban tewas; sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan wanita. Sejak serangan pertama kali terjadi pada bulan Oktober tahun 2023 sampai saat ini, jumlah total warga Palestina yang telah kehilangan nyawa mencapai mendekati 52.000 jiwa sementara lebih dari 117.000 lainya menderita luka berat akibat konflik tersebut.
“Bagian tengah Jalur Gaza menghadapi peningkatan dalam konflik bersenjata serta semakin memburuknya krisis kemanusiaan,” melaporkan Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera dari lokasi di Deir el-Balah, Gaza bagian tengah.