Priangan Insider –
Dunia parfum kembali bergairah, tidak disebabkan oleh peluncuran produk terbaru dari merek mewah, melainkan akibat efek domino dari platform yang tak henti-hentinya menciptakan trend: TikTok.
Beberapa hari kemudian, sejumlah merek parfum tiba-tiba menjadi topik yang ramai diperbincangkan, dicari-cari di platform belanja online, hingga akhirnya stoknya ludes di berbagai tempat.
Karena sebuah video pendek yang menarik perhatian, membuat banyak individu ingin membeli sesuatu tanpa berpikir matang-matang. Namun, apakah baunya betul-betul secemerlang itu? Bisa juga ini hanya godaan karena takut ketinggalan zaman bagi generasi Z?
Aroma yang Hebohkan Timeline
Salah satu parfum yang populer hingga menjadi tren di media sosial dan sering muncul di For You Page (FYP) adalah Sol de Janeiro Brazilian Crush Cheirosa ’62.
Aroma khas pistachio, salted caramel, dan vanilla ini dijuluki sangat menggiurkan, sampai-sampai ada yang menyamakannya dengan semburat musim panas dalam wadah-botol.
Aroma lembut manis berbaur dengan keharuman krim yang melekat pada kulit dan pakaian ini dipandang memiliki dampak nostalgia, membuat setiap orang di sekitar otomatis membelokkan kepala mereka untuk mencium baunya.
Kemudian ada pula Zara Red Temptation, parfum yang pernah menjadi incaran banyak orang dikarenakan dianggap sebagai duplikasi dari Baccarat Rouge 540.
Dengan harga hanya sedikit di bawah parfum originalnya, banyak orang yang menyatakan bisa mendapatkan pengalaman aroma mewah yang awet.
Tidak mengherankan jika video “parfum murah yang aromanya mahal” langsung menjadi viral setiap kali Zara Red Temptation masuk ke daftar tersebut.
Tidak kalah penting, Glossier You menjadi fokus utama pula. Alasannya bukan karena desain kotornya yang sederhana, tetapi karena baunya yang di klaim dapat beradaptasi sesuai aroma tubuh penggunanya.
Hasilnya? Aromanya unik, sulit untuk diduga, dan membuat orang bertanya-tanya tentang siapa yang baru saja melewatinya. Bukanlah wangi yang terlalu mencolok, malahan hal tersebut semakin memperkuat pesona misteriusnya.
Apakah Parfum Populer Ini Benar-benar Seharga Hype-nya?
Setelah diselidiki lebih lanjut, terdapat sebuah kesimpulan: aroma merupakan soal persepsi, dan tiap individu memiliki sensitivitas penciuman yang unik.
Walaupun sebuah parfum mendapat pujian luar biasa di TikTok, belum tentu setiap orang akan menemukan kecocokannya atau terpukau olehnya.
Ada yang mengatakan bahwa parfum tersebut terlalu manis, membuat kepala pusing, atau malah tidak bertahan lama.
Ekspektasi memiliki pengaruh yang signifikan pula. Saatribuan video mengatakan bahwa sebuah parfum sangat menakjubkan, maka secara otomatis harapan kita menjadi tinggi.
Namun setelah mencium langsung dan ternyata hanya biasa saja, perasaan kecewa menjadi lebih besar. Bukan disebabkan oleh kualitas parfum yang buruk, tetapi karena harapannya telah terlalu tinggi sebelumnya.
Pengaruh Sebenarnya dari “TikTok Made Me Buy It”
Salah satu aspek yang tidak dapat dilupakan dari fenomena ini adalah kekuatan besar dampak TikTok pada pola konsumsi masyarakat.
Banyak orang membeli parfum populer tidak lantaran kebutuhan, tetapi lebih disebabkan oleh rasa ingin tahu serta ketakutan tertinggal dari trend terkini.
Terdapat orang-orang yang bersedia melakukan pre-order, menitipkan pesanan dari luar negeri, dan mengoleksikan setiap parfum yang pernah menjadi tren hanya demi mencicipi sensasi buzz tersebut.
Phenomenon ini pun membuat merek-merek parfum mulai menyesuaikan pendekatannya. Sebaliknya dari pemasangan iklan masif di media tradisional, kini mereka cenderung bekerja sama dengan pembuat konten yang memiliki aura informal dan terbuka.
Hasilnya, konten review, first impression, dan video reaksi jadi lebih dipercaya daripada iklan yang terlalu rapi.
Belikan karena ketertarikan, bukan hanya karena tren.
Jika Anda sedang tergoda untuk membeli parfum yang sering kali muncul di For You Page (FYP), ada satu hal penting yang perlu dipahami: aroma adalah suatu pengalaman pribadi.
Hal yang membuat orang lain terpikat mungkin justru membuatmu ingin segera mencucui tangan. Oleh karena itu, alih-alih membeli secara sembarangan mengikuti trend, lebih baik cobalah dahulu dalam ukuran kecil seperti decant atau tester-nya.
Lagipula, perlu juga diketahui kapan kita membeli sesuatu hanya karena hasrat, dan kapan pula kita membeli karena khawatir kehilangan kesempatan.
Tidak segalanya yang menjadi tren harus dimiliki. Terkadang, aroma yang sesuai untuk Anda justru bukanlah hal yang sedang banyak diperbincangkan orang.
Parfum-parfum populer di TikTok benar-benar menarik perhatian, tetapi sebelum Anda membelinya, pastikan Anda paham betul tentang apa yang sedang dicari.
Agar aroma yang Anda gunakan tidak hanya menjadi trend semata, tetapi juga menjadi bagian dari identitas pribadi yang membuat Anda tampil lebih percaya diri, dan bukannya tampak seperti mengikut-iitu saja. (***)