Pemerintah Jateng Perluas Program Bantuan untuk Guru Agama Nonformal

Pemprov Jawa Tengah mengonfirmasi bahwa mereka akan tetap meneruskan kebijakan memberikan subsidi atau pendapatan ekstra bagi puluhan ribu guru agama non-formal dalam area mereka.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyebutkan bahwa Pemerintahan Provinsi Jateng sedang berusaha untuk menambah jumlah penerima insentif di tahun mendatang dengan syarat Pendapatan Asli Daerah (PAD) bertumbuh.

“Kami akan melanjutkan program insentif untuk guru agama nonformal ini. Harapan kami ketika Pendapatan Asli Daerah meningkat, kita bisa menambah dana lebih banyak lagi,” ujar Taj Yasin setelah menghadiri sebuah acara di BPSDMD Jawa Tengah, Rabu (14/5/2025).

Taj Yasin menggarisbawahi bahwa penerima insentif untuk guru agama tak melulu adalah ustaz dari madrasah atau pesantren (Islam), tapi mencakup juga guru di sekolah Minggu (Kristen/Katolik), pengajar pasraman (Hindu), serta vijjalaya (Buddha).

Berdasarkan Rencana Anggaran Belanja dan Dugaan Penerimaan serta Perubahan Prioritas Anggaran Sementara (RKA-KUAPPS ADPB) Tahun 2024, alokasi insentif bagi para guru agama telah disediakan sebesar Rp1,2 juta tiap individu dalam setahun. Jumlah total ini ditujukan kepada 230.830 orang yang berhak mendapatkan bantuan serupa seperti di tahun 2023 silam.

Taj Yasin menyebutkan bahwa belum seluruh guru agama mendapatkan insentif sebab perlu diperiksa dengan cermat oleh Kementerian Agama (Kemenag).

Di kuartal ketiga tahun 2024, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan subsidi sebesar Rp104,76 miliar kepada 262.020 guru agama nonformal dalam wilayahnya.

Detilnya, tunjangan senilai Rp92,38 miliar disampaikan kepada 230.830 guru agama oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah, sedangkan bagian lainya disebar ke pihak yang berhak di Rembang, Grobogan, dan Blora.

Semenjak tahun 2019, provinsi Jawa Tengah telah menerapkan program subsidi bagi guru-guru agama non-formal berupa bantuan keuangan. Saat peluncuran program tersebut, jumlah pengajar yang memperoleh insentif mencapai angka 171.131 jiwa. Lalu pada tahun 2020, terjadi peningkatan signifikan dengan total peserta yang naik menjadi 211.455 orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *